Dokter Indonesia Sukses Lakukan Transplantasi Hati
Penulis : Lusia Kus Anna |
Kamis, 10 Maret 2011 | 18:13 WIB
Proses transpantasi hati dilakukan pada 13 Desember 2010 terhadap Abdul Mukri (44) pasien hepatitis B dengan pendonor Nisa Zahra (18) anak pertamanya. Operasi kedua dilakukan pada pasien anak, Aulia (6) yang menderita hepatitis autoimun dengan pendonor ayah kandungnya Hariyanto yang dilakukan tanggal 15 Desember 2010.Kedua operasi tersebut dinyatakan berhasil.
Direktur RSCM dr.Akmal Taher, Sp.U menyebutkan operasi transplantasi hati merupakan operasi paling kompleks dalam dunia kedokteran karena itu tim dokter RSCM memerlukan persiapan selama 6 bulan.
"Pasca operasi pasien masih harus dalam pengawasan dokter selama 2 bulan. Karena itu baru sekarang kami berani menyatakan kedua operasi itu berhasil," katanya.
Pasien hepatitis yang memerlukan cangkok hati, menurut dr.Sastiono Sp.B adalah pasien yang berada di stadium akhir atau sirosis. Di Indonesia sebenarnya cukup banyak pasien yang butuh cangkok hati namun terkendala pendonor.
"Belum banyak orang, bahkan anggota keluarga sendiri yang mau memberikan hatinya," katanya.
Padahal, ungkapnya, cangkok hati berbeda dengan transplantasi organ tubuh lainnya. "Pada prinsipnya hanya sebagian saja hati yang dipotong karena hati punya sifat meregenerasi atau bisa tumbuh kembali," imbuh ketua tim dokter transplantasi hati dari RSCM ini dalam acara serah terima pasien kepada institusi tempat pasien bekerja.
Ditambahkan oleh dr.Irsan Hasan, Sp.PD, operasi pencangkokan hati ini masih dalam fase transfer knowledge di bawah supervisi Profesor Shu-Sen Zheng dari Zhejiang University School of Medicine, Hangzhou, China.
"Setelah berhasil melakukan operasi transplantasi hati sampai 6 kali selanjutnya tim dokter kita akan melakukannya sendiri. Sekarang ini kami sedang menyiapkan operasi tahap 2 yang akan dilakukan dalam waktu dekat," paparnya.
Tim dokter transplantasi hati RSCM terdiri dari 34 orang dokter dari berbagai keahlian, termasuk dokter bedah, anastesi, patologi klinik, dokter anak, hingga ahli gizi. Keberhasilan ini juga diharapkan mampu membuktikan bahwa dokter tanah air mampu memberi layanan berstandar internasional dengan penghematan biaya hingga 50 persen dibanding biaya operasi serupa di luar negeri.
No comments:
Post a Comment