Hepatitis A Sering Tak Bergejala
Penulis : Lusia Kus Anna |
Kamis, 10 November 2011 | 15:39 WIB
Ilustrasi tes urin
Kompas.com - Walau
penderita hepatitis A dapat dikenali dari gejala mata dan kulit yang
menjadi kuning, namun tak sedikit pasien hepatitis A yang tidak
mengalami gejala apa pun dan penyakitnya sembuh sendiri.
"Ciri utama penyakit hepatitis A adalah mata dan kulit menjadi kuning dan air kencing pekat seperti teh. Tapi ada banyak kasus penularan yang tidak bergejala, terutama pada anak-anak," papar dr.Unggul Budihusodo Sp.PD, konsultan gastroenterohepatologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ketika dihubungi KOMPAS.com di Jakarta, Kamis (10/11).
Karena tak selalu menimbulkan gejala, adanya infeksi hepatitis A baru dapat diketahui karena di dalam tubuh penderita telah terdapat antibodi.
"Antibodi yang terbentuk karena sudah terinfeksi akan membuat seseorang tidak mungkin tertular hepatitis A," jelasnya.
Mereka yang belum pernah terkena hepatitis A dianjurkan untuk divaksinasi hepatitis A. Menurut Unggul, di Indonesia hepatitis A bukanlah vaksin wajib untuk anak seperti halnya vaksin hepatitis B. Sementara itu, vaksin hepatitis C sampai sekarang belum ada vaksinnya.
Pencegahan penyakit ini juga dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Dengan sanitasi yang baik dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, pada umumnya virus hepatitis A dapat dicegah penularannya.
Walau pun hepatitis A juga menyerang hati, namun penderita bisa sembuh dan penyakitnya tidak menjadi kronis. Pengecualian terjadi pada mereka yang sebelumnya sudah menderita infeksi lainnya, misalnya menjadi carrier (pembawa) virus hepatitis B atau C.
Menurut Unggul, pasien hepatitis A bisa dirawat di rumah. "Istirahat harus baik. Jika pasien sulit disuruh istirahat masa penyembuhannya bisa panjang," katanya.
"Ciri utama penyakit hepatitis A adalah mata dan kulit menjadi kuning dan air kencing pekat seperti teh. Tapi ada banyak kasus penularan yang tidak bergejala, terutama pada anak-anak," papar dr.Unggul Budihusodo Sp.PD, konsultan gastroenterohepatologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ketika dihubungi KOMPAS.com di Jakarta, Kamis (10/11).
Karena tak selalu menimbulkan gejala, adanya infeksi hepatitis A baru dapat diketahui karena di dalam tubuh penderita telah terdapat antibodi.
"Antibodi yang terbentuk karena sudah terinfeksi akan membuat seseorang tidak mungkin tertular hepatitis A," jelasnya.
Mereka yang belum pernah terkena hepatitis A dianjurkan untuk divaksinasi hepatitis A. Menurut Unggul, di Indonesia hepatitis A bukanlah vaksin wajib untuk anak seperti halnya vaksin hepatitis B. Sementara itu, vaksin hepatitis C sampai sekarang belum ada vaksinnya.
Pencegahan penyakit ini juga dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Dengan sanitasi yang baik dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, pada umumnya virus hepatitis A dapat dicegah penularannya.
Walau pun hepatitis A juga menyerang hati, namun penderita bisa sembuh dan penyakitnya tidak menjadi kronis. Pengecualian terjadi pada mereka yang sebelumnya sudah menderita infeksi lainnya, misalnya menjadi carrier (pembawa) virus hepatitis B atau C.
Menurut Unggul, pasien hepatitis A bisa dirawat di rumah. "Istirahat harus baik. Jika pasien sulit disuruh istirahat masa penyembuhannya bisa panjang," katanya.
No comments:
Post a Comment