Pencegahan dan Terapi Hepatitis B
Minggu, 9 Januari 2011 | 03:30 WIB
Dr Samsuridjal Djauzi
Saya dianjurkan tidak menjadi donor darah. Persoalan yang saya hadapi adalah tahun depan saya merencanakan untuk menikah. Apa yang harus kami lakukan agar suami saya tak tertular Hepatitis B. Bagaimana dengan anak saya nanti karena saya mengetahui Hepatitis B dapat menular dari ibu hamil ke bayinya. Dapatkah dilakukan pencegahan kepada bayi saya nanti agar tak tertular Hepatitis B? Benarkah bayi yang tertular Hepatitis B dari ibunya cenderung akan menjadi Hepatitis kronis? Bagaimana dengan perkembangan terapi Hepatitis B, dapatkah obat herbal menyembuhkan Hepatitis B? Terima kasih atas penjelasan dokter.
M di J
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar setiap petugas kesehatan mempunyai antibodi terhadap Hepatitis B. Dalam pekerjaannya sehari-hari, petugas kesehatan berisiko jauh lebih tinggi tertular Hepatitis B dibandingkan bukan petugas kesehatan. Ini dapat dimengerti karena petugas kesehatan sering kali terpajan cairan tubuh penderita.
Kita mengetahui bahwa penularan Hepatitis B terjadi melalui cairan tubuh. Penularan tersebut dapat terjadi vertikal, yaitu dari ibu hamil ke bayinya dan horizontal dari seorang yang mengidap Hepatitis B ke orang lain. Penularan horizontal Hepatitis B melalui transfusi darah, misalnya, dapat terjadi sehingga pemerintah menerapkan semua darah yang akan ditransfusikan harus diskrining Hepatitis B terlebih dahulu. Dengan maraknya kasus HIV di Indonesia, sejak tahun 1992 darah yang akan ditransfusikan, selain diskrining Hepatitis B, juga diskrining untuk HIV.
Hepatitis virus merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia. Jumlah pengidap Hepatitis B di dunia diperkirakan sekitar 400 juta orang. Itulah sebabnya mulai tahun ini WHO menetapkan Hepatitis Day pada bulan Juli untuk mengingatkan bahwa Hepatitis virus merupakan salah satu masalah kesehatan yang harus diatasi bersama. Di Indonesia kekerapan Hepatitis B juga tinggi berkisar 5 persen-8 persen. Upaya untuk mencegah penularan Hepatitis B adalah dengan menerapkan hidup bersih serta menjalani vaksinasi.
Hasil vaksinasi di Pulau Lombok pada tahun 1987 berhasil menurunkan kekerapan Hepatitis B pada anak di bawah usia empat tahun dari 6,2% menjadi 1,4%. Berdasarkan pengalaman manfaat vaksinasi Hepatitis B di beberapa provinsi akhirnya pemerintah sejak 1 Maret 1997 memasukkan vaksinasi Hepatitis B dalam program imunisasi rutin. Manfaat vaksinasi Hepatitis B akan meningkat jika pemberian vaksin pertama kali dilaksanakan secara dini, yaitu pada usia bayi 0 sampai 7 hari. Karena sebagian bayi di Indonesia lahir di luar layanan kesehatan (dukun bersalin), diperlukan koordinasi dengan dukun bersalin untuk meningkatkan cakupan vaksinasi Hepatitis B pada bayi.
Eliminasi
Sebenarnya telah ada komitmen dunia untuk eliminasi hepatitis pada tahun 2015 nanti. Meski situasi di banyak negara berkembang mungkin belum memungkinkan, Indonesia harus berusaha keras untuk mewujudkan komitmen tersebut. Sebenarnya sebagian besar Hepatitis B akut akan sembuh dan hanya 5%-10% yang akan menjadi kronik. Risiko menjadi kronik jauh lebih tinggi pada penularan vertikal, bayi yang tertular dari ibunya. Karena kekerapan Hepatitis B yang tinggi, jumlah orang yang menderita Hepatitis B kronik di negeri kita diperkirakan 13 juta orang.
Penderita hepatitis kronik inilah yang perlu diobati sehingga diharapkan pengobatan dapat mencegah penyakit Hepatitis B kronik berkembang menjadi sirosis hati, gagal hati, hepatoma (kanker hati ), serta meningkatkan harapan hidup. Obat herbal fungsinya lebih pada meningkatkan kualitas hidup, tetapi sampai saat ini belum terbukti dapat mematikan virus Hepatitis B sehingga obat herbal hanya digunakan untuk terapi mengurangi gejala. Dewasa ini telah terdapat obat antivirus Hepatitis B, seperti lamivudin, adefovir, entecavir, dan telbivudin, obat ini mampu menghambat replikasi virus Hepatitis B. Sebagian obat hepatitis B, seperti lamivudin, telah lama digunakan sebagai obat untuk infeksi HIV/AIDS.
WHO telah menunjukkan perhatian pada infeksi bersama Hepatitis B dan HIV. Obat antiretroviral yang digunakan untuk HIV dianjurkan digunakan lebih dini jika di samping HIV terdapat juga infeksi Hepatitis B. Di RS Cipto Mangunkusumo, odha pengguna narkoba suntikan di samping terinfeksi HIV biasanya sekitar 18% juga terinfeksi Hepatitis B dan 80% terinfeksi Hepatitis C. Pemerintah telah memberikan subsidi penuh pada terapi HIV/AIDS sehingga odha dapat menikmati obat antiretroviral secara cuma-cuma. Sampai saat ini, penderita Hepatitis B jika menggunakan obat HIV yang punya potensi anti-Hepatitis B masih harus membayar dan harga obatnya cukup mahal. Pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan baru agar penderita Hepatitis B kronik juga dapat memperoleh obat subsidi penuh atau sekurangnya harga obat dapat dijangkau masyarakat.
Mengenai niat Anda untuk menikah tak perlu terganggu karena Hepatitis B. Calon suami Anda hendaknya mempunyai antibodi terhadap Hepatitis B. Jika belum, anjurkan untuk mengikuti vaksinasi Hepatitis B. Anak yang lahir dari ibu Hepatitis B dapat dicegah agar tak tertular Hepatitis B dengan pemberian imunglobulin dan vaksinasi Hepatitis B. Karena itulah, ibu hamil dianjurkan menjalani tes Hepatitis B (dan jangan lupa juga HIV) agar jika diperlukan anak dapat dicegah tak tertular.
Saya mengucapkan selamat bekerja kepada Anda, menolong penderita dan meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Saya juga mendoakan agar tingkat kesejahteraan perawat di negeri kita akan meningkat sehingga para perawat dapat hidup layak.
No comments:
Post a Comment